Ringkasan Mental Health


Nensi Regita Sari. Fakultas Kedokteran. Jurusan PSF. Cluster 18.


       Di zaman yang semakin maju, tantangan yang dihadapi para generasinya pun turut meningkat. Di tahun 2020 ini tantangan yang ada salah satunya dirasakan oleh generasi produktif atau generasi Z, yakni orang-orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1998 sampai 2010. Perubahan gaya hidup yang kian cepat dan dinamis, serta masuknya era industri 4.0 ke berbagai negara di menuntut penduduk usia produktif untuk menguasai banyak hal mulai dari ketrampilan, teknologi, marketing dan lain sebagainya agar memiliki daya saing yang tinggi. Sayangnya tuntutan tersebut bukan hanya akan membentuk generasi Z menjadi generasi yang multitasking, tetapi juga generasi yang berpeluang memiliki beban stress yang  berat.


       Pernah dilakukan analisis riskesdas oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI pada tahun 2018 untuk memperoleh prevalensi psikosis penduduk Indonesia. Psikosis sendiri adalah gangguan jiwa yang memiliki populasi penderita lebih kecil dibandingkan gangguan jiwa lainnya, tetapi memiliki beban penyakit yang cukup tinggi. Hasilnya didapatkan  prevalensi penderita psikosis  di Indonesia sebesar 1,8 per 1000 penduduk. Sementara, prevalensi antar provinsi berkisar 0.9 sampai 3.5 per 1000  penduduk. Dari data tersebut dapat dilihat jika meskipun kecil, masih ada potensi terjadinya psikosis di kalangan masyarakat Indonesia.


       Sebagian masyarakat Indonesia yang berasal dari generasi Z merupakan mahasiswa. Sebagai penerus bangsa yang tengah menyiapkan keterampilannya di tingkat universitas, mahasiswa memiliki peluang untuk terkena masalah psikosis akibat beberapa faktor. Diantaranya adalah tugas kuliah yang menumpuk, kegiatan organisasi yang padat, tuntutan untuk memiliki IPK yang baik sesuai harapan orang tua, lulus tepat waktu dan lain sebagainya.


Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dapat dilakukan melalui manajemen waktu yang baik, keterbukaan kepada orang-orang sekitar, dan menyediakan waktu khusus untuk memberi penghiburan diri di tengah padatnya aktivitas perkuliahan. Manajemen waktu yang baik disini memerlukan pembiasaan, karena tidak semua jurusan perkuliahan memiliki batas waktu tugas yang longgar. Sebagai bantuan, mencari kakak tingkat yang memiliki mater-materi tahun sebelumnya atau buku-buku perkuliahan akan sangat membantu kedepannya. Berikutnya adalah keterbukaan, hal ini diperlukan untuk mengurangi beban stress dan agar mendapat dukungan dari orang lain. Entah itu berupa motivasi atau ajakan untuk berdiskusi dengan tujuan saling meringankan beban perkuliahan. Terakhir adalah mencari penghiburan. Hal tersebut dapat dilakukan apabila kita sudah menerapkan manajemen waktu yang baik, sehingga tersisa sedikit waktu luang yang bisa dimanfaatkan. Misalnya dengan membaca buku yang disukai, melakukan kegiatan kulineran, menonton kanal YouTube yang menghibur, atau melakukan wisata di daerah-daerah terdekat.


#Adhikara58

#MabaUB2020

#RAJABrawijaya2020

#KitaSatuBrawijaya

#KreasiNyataBrawijayans


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Paling Mudah Mengukur Luas Desa di Google Maps

Feed Instagram