Mental Health

Nensi Regita Sari
Fakultas Kedokteran
Jurusan PSF
Cluster 18

Mental Health

       Di zaman yang semakin maju, tantangan yang dihadapi oleh para generasinya pun turut meningkat. Di tahun 2020 seperti sekarang ini tantangan yang ada sangat dirasakan oleh generasi usia produktif atau generasi Z, yakni orang-orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1998 sampai 2010. Perubahan gaya hidup yang kian cepat dan dinamis, serta masuknya era industri 4.0 ke berbagai negara di belahan dunia menuntut penduduk usia produktif untuk menguasai banyak hal mulai dari ketrampilan, teknologi, marketing dan lain sebagainya agar dapat memiliki daya saing yang tinggi. Sayangnya tuntutan tersebut bukan hanya akan membentuk generasi Z menjadi generasi yang multitasking, tetapi juga memiliki beban stress yang lebih berat dari generasi-generasi sebelumnya.


       Tabel di atas menunjukkan prevalensi psikosis pada penduduk Indonesia berdasarkan masing-masing provinsi oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI pada tahun 2018. Psikosis sendiri adalah gangguan jiwa yang memiliki populasi penderita lebih kecil dibandingkan gangguan jiwa lainnya. Namun memiliki beban penyakit yang cukup tinggi. Tujuan riskesdas (riset kesehatan dasar) yang dilakukan Badan Litbangkes ini adalah untuk memperoleh prevalensi psikosis pada penduduk Indonesia secara nasional per provinsi. Analisis ini merupakan analisis lanjut  Riskesdas dilaksanakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota  pada bulan Juli 2018. Jumlah blok sensus 29.824 dengan respon rate 99,41%, jumlah rumah tangga dikunjungi dan diwawancara 282.654 dengan respon rate 95,58%. Analisis dilakukan dengan perangkat statistik SPSS versi 22 dengan metode complex sample.  Berdasarkan Riskesdas 2018, didapatkan estimasi  prevalensi orang yang pernah menderita psikosis  di Indonesia sebesar 1,8 per 1000 penduduk. Prevalensi antar provinsi berkisar 0.9 sampai 3.5 per 1000  penduduk. Dari data tersebut dapat dilihat jika masih ada potensi gangguan jiwa di kalangan masyarakat Indonesia.


       Sebagian generasi Z di Indonesia merupakan kalangan yang berasal dari mahasiswa. Sebagai calon penerus bangsa yang tengah menyiapkan keterampilannya di tingkat universitas, mahasiswa memiliki peluang untuk terkena masalah gangguan jiwa akibat beberapa faktor. Diantaranya adalah tugas kuliah yang menumpuk, kegiatan organisasi yang padat, tuntutan untuk memiliki IPK yang baik sesuai harapan orang tua, lulus tepat waktu dan lain sebagainya. Di tengah masa pandemi seperti ini mahasiswa bisa saja mengalami peningkatan stress yang disebabkan oleh beberapa masalah, yakni tugas-tugas kuliah yang terasa semakin banyak dan kendala untuk melakukan perkuliahan daring berupa masalah jaringan, ketersediaan kuota internet, atau tidak bisa melakukan praktikum secara langsung di laboratorium universitas. 
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress yang ada dapat dilakukan melalui manajemen waktu yang baik, keterbukaan kepada orang-orang sekitar, dan menyediakan waktu khusus untuk memberi penghiburan diri di tengah padatnya aktivitas perkuliahan. Manajemen waktu yang baik disini memerlukan pembiasaan, karena tidak semua jurusan perkuliahan memiliki batas waktu tugas yang longgar. Beberapa jurusan seperti kedokteran, farmasi, arsitektur, teknik indutri, teknik kimia, teknik elektro dan jurusan lainnya yang tidak saya sebutkan merupakan jurusan yang padat dengan tugas dan butuh adaptasi untuk dapat mejalaninya. Sebagai bantuan, mencari kakak tingkat yang memiliki mater-materi tahun sebelumnya atau buku-buku perkuliahan akan sangat mambantu kedepannya. Berikutnya adalah keterbukaan, hal ini diperlukan untuk mengurangi beban stress dan agar mendapat dukungan dari orang lain. Entah itu berupa motivasi atau ajakan untuk berdiskusi dengan tujuan saling meringankan beban perkuliahan. Terakhir adalah mencari penghiburan. Hal tersebut dapat dilakukan apabila kita sudah menerapkan manajemen waktu yang baik, sehingga tersisa sedikit waktu luang yang bisa dimanfaatkan. Misalnya dengan membaca buku yang disukai, melakukan kegiatan kulineran, menonton kanal YouTube yang menghibur, atau melakukan wisata di daerah-daerah terdekat,


Sumber :


Idaiani, S., dkk. 2019. ‘Prevalensi Psikosis di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018’. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(1) : 9-16.

Moir, F., Yielder, J., Sanson, Y., and Chen, Y., 2018. Depresion in Medical Student : Current Insight. Advances in Medical Education and Practice, 9, p.323.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Paling Mudah Mengukur Luas Desa di Google Maps

Feed Instagram

Ringkasan Mental Health